Cara Menentukan Tone Warna dan Mood Visual dalam Sebuah Video

Cara Menentukan Tone Warna dan Mood Visual dalam Sebuah Video

Kalau kamu perhatikan, setiap video punya “rasa” yang berbeda. Ada video yang terasa hangat dan menyentuh, ada juga yang terasa dingin dan misterius. Semua itu bukan kebetulan—melainkan hasil dari pemilihan tone warna dan mood visual yang tepat.

Bagi kamu yang ingin membuat video promosi, video company profile, atau bahkan konten untuk media sosial, memahami tone warna dan mood visual sangat penting. Karena di dunia video, warna bukan sekadar estetika, tapi bahasa emosi.

Apa Itu Tone Warna dan Mood Visual?

Sebelum masuk ke cara menentukan tone dan mood, kita samakan dulu pemahamannya.

Tone Warna

Tone warna adalah karakter dominan dari warna yang digunakan dalam sebuah video. Misalnya:

  • Warm tone (merah, oranye, kuning) memberi kesan hangat, akrab, dan positif.
  • Cool tone (biru, hijau, ungu) memberi kesan tenang, elegan, atau misterius.
  • Neutral tone (abu-abu, putih, beige) memberi kesan profesional dan minimalis.

Tone ini sering dikaitkan dengan proses color grading, yaitu tahap pasca produksi untuk menyatukan nuansa visual video.

Mood Visual

Mood visual adalah suasana atau emosi yang ingin ditampilkan lewat gambar, warna, lighting, dan komposisi.
Misalnya:

  • Mood ceria → warna terang, kontras tinggi, musik upbeat.
  • Mood sedih → warna redup, saturasi rendah, tempo lambat.
  • Mood profesional → tone netral, pencahayaan stabil, visual clean.

Kenapa Tone dan Mood Itu Penting dalam Sebuah Video

Video bukan cuma soal visual yang bagus. Video yang kuat adalah yang bisa membangkitkan perasaan. Tone dan mood membantu video kamu:

  • Menceritakan pesan tanpa banyak kata.
  • Menyatukan semua elemen (lighting, wardrobe, lokasi).
  • Membedakan antara video promosi, company profile, atau video edukasi.
  • Meningkatkan daya tarik dan retensi penonton.

Kalau kamu pernah baca artikel kami tentang “Psikologi Warna dalam Video: Bagaimana Warna Mempengaruhi Emosi Audiens”, kamu pasti paham bahwa warna bisa membentuk persepsi penonton secara langsung. Nah, tone dan mood visual adalah langkah berikutnya—cara kamu mengatur nuansa agar pesan video benar-benar terasa.

Langkah-Langkah Menentukan Tone Warna dan Mood Visual

Berikut panduan praktis yang biasa digunakan tim profesional dalam produksi video.

1. Pahami Tujuan dan Pesan Utama Video

Semua dimulai dari pertanyaan sederhana:

“Apa yang mau disampaikan dari video ini?”

Kalau videonya company profile, tone-nya sebaiknya netral dan clean supaya terlihat profesional.
Kalau video promosi produk makanan, gunakan warm tone agar terasa lezat dan menggugah selera.
Kalau video teknologi atau startup, tone cool bisa memberi kesan modern dan futuristik.

2. Tentukan Emosi yang Ingin Diciptakan

Setiap tone punya dampak emosional tersendiri. Misalnya:

Emosi: Bahagia
Tone Warna: Warm, cerah
Contoh Penggunaan: Video promosi lifestyle

Emosi: Haru
Tone Warna: Soft, pastel
Contoh Penggunaan: Video testimoni pelanggan

Emosi: Misterius
Tone Warna: Cool, gelap
Contoh Penggunaan: Video teknologi atau teaser produk

Emosi: Profesional
Tone Warna: Netral, clean
Contoh Penggunaan: Video company profile

Emosi: Enerjik
Tone Warna: Vibrant, kontras tinggi
Contoh Penggunaan: Video event atau highlight

Kamu bisa lihat penerapannya di artikel “Emotional Trigger dalam Video Promosi: Cara Membuat Audiens Bertindak”.

3. Gunakan Referensi Visual (Moodboard)

Sebelum produksi, kumpulkan contoh visual dari iklan, film, atau brand lain yang punya tone serupa dengan yang kamu mau. Ini membantu tim produksi dan editor punya visual direction yang sama.

Moodboard bisa berisi:

  • Cuplikan warna dominan.
  • Lighting yang diinginkan.
  • Contoh wardrobe atau lokasi.

Proses ini penting banget, terutama kalau kamu bekerja dengan vendor eksternal.
(Baca juga: “Apa Itu Brief Video? Panduan Menyusun Brief untuk Klien dan Vendor”)

4. Pertimbangkan Lighting dan Lokasi

Warna yang kamu lihat di kamera banyak dipengaruhi oleh pencahayaan. Lighting alami cenderung menghasilkan tone hangat, sementara lampu LED putih atau biru bisa membuat tone lebih dingin.

Contohnya:

  • Video outdoor di sore hari → warm tone alami.
  • Video indoor dengan lampu biru → cool tone modern.

Kalau kamu mau hasil yang maksimal, pastikan tim produksi memahami konsep pencahayaan sejak awal. Artikel “Tips Memilih Video Shooting agar Hasilnya Berkualitas” membahas hal ini lebih detail.

5. Lakukan Color Grading di Tahap Editing

Tahap inilah di mana tone warna dan mood benar-benar “tercipta”. Gunakan software seperti DaVinci Resolve, Adobe Premiere Pro, atau Final Cut Pro untuk mengatur:

  • Exposure → menentukan terang-gelap video.
  • Contrast dan Saturation → menguatkan nuansa warna.
  • White Balance → memastikan warna tidak terlalu hangat atau dingin.
  • LUT (Look Up Table) → preset untuk konsistensi tone di semua scene.

Untuk panduan lebih lanjut soal software editing, kamu bisa baca artikel “5 Software Editing Video Terbaik untuk Pemula”.

6. Uji Tone Warna dengan Feedback Viewer

Kadang tone yang terlihat bagus di monitor editing belum tentu terasa pas bagi penonton. Lakukan uji coba ke beberapa orang sebelum final render.
Tanya mereka:

  • “Apa yang kamu rasakan setelah menonton?”
  • “Terasa hangat, sedih, atau terlalu datar?”

Feedback ini penting untuk memastikan tone warna dan mood sudah sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan.

Contoh Kombinasi Tone dan Mood Visual dalam Berbagai Jenis Video

Berikut contoh penerapannya dalam dunia produksi:

1. Video Company Profile

  • Tone: netral dan bersih
  • Mood: profesional, tenang, meyakinkan
  • Tujuan: menampilkan citra perusahaan yang solid dan kredibel

2. Video Produk Makanan

  • Tone: warm, saturasi tinggi
  • Mood: menggugah selera, hangat
  • Tujuan: meningkatkan keinginan beli lewat visual lezat

3. Video Teknologi

  • Tone: cool, biru keabu-abuan
  • Mood: futuristik, modern
  • Tujuan: menonjolkan inovasi dan keunggulan teknologi

Referensi: “Manfaat Video AI untuk Branding Bisnis Modern

4. Video Event atau Gathering

  • Tone: vibrant dan cerah
  • Mood: energik, positif, ramai
  • Tujuan: menonjolkan suasana kebersamaan

Referensi: “Jenis-Jenis Video Shooting: Dari Dokumentasi hingga Produksi Kreatif

Kesalahan Umum Saat Menentukan Tone dan Mood Visual

Beberapa kesalahan yang sering dilakukan saat membuat video antara lain:

  • Menggunakan tone warna yang tidak sesuai pesan video.
  • (Misal, tone dingin untuk video promosi makanan → terasa hambar.)
  • Color grading berlebihan hingga visual terlihat tidak natural.
  • Tidak konsisten tone antar scene, membuat video terasa “lompat mood”.
  • Mengabaikan lighting di lokasi saat shooting.

Untuk menghindari hal-hal ini, kamu bisa baca panduan “Kesalahan Umum Saat Membuat Video Promosi dan Cara Menghindarinya”.

Kesimpulan: Tone dan Mood adalah Jiwa dari Sebuah Video

Tone warna dan mood visual bukan sekadar pengaturan warna. Keduanya adalah jiwa yang memberi rasa pada setiap frame video kamu. Dengan tone dan mood yang tepat:

  • Video jadi lebih hidup,
  • Penonton lebih mudah terhubung secara emosional,
  • Dan pesan bisnis tersampaikan lebih kuat.

Kalau kamu ingin video bisnismu punya tone yang kuat, visual yang rapi, dan mood yang menyentuh, tim Jakarta Multimedia siap membantu. Kami tidak hanya membuat video, tapi juga menciptakan nuansa yang sesuai dengan pesan dan identitas brand kamu.